Tuesday, November 28, 2017

The only neuroscience that makes me happy

Di mabim kemarin gua sama Kak Hilman beruntung bisa jadi fasilitator bagi kelompok yang (menurut gua) paling asik. Anaknya seru-seru dan get along super fine, incredibly sweet, easy to talk to, respectable and bright. I actually can't imagine if I was paired up with another partner, or if I was assigned on another group, things wouldn't have been as perfect as they were. 

Dari awal dapet nama-namanya, aku sama Kak Mano langsung do our research. Terus dengan ngide nya kita bikin notes-notes yang dipasang di pulpen dari miniso untuk dibagiin ke anak-anak fasil kita di diskusi fasil pertama. Inget banget pas opening mabim, di sesi perkenalan fasil di auditorium, kelompok 13 udah ribut sendiri gitu (segini belum kenal ataupun ketemu samsek), aku sama Kak Mano langsung positive thinking "wah kayanya asik nih". We couldn't be more right. Akhirnya kita  interaksi pertama kali di diskusi fasil, let me tell you, dari awal kelompok ini udah aneh bgt. Diminta cerita keunikan dan ternyata semuanya waaaayy beyond imagination dengan keunikan yang bener-bener unik, entah itu ga punya gigi seri, alergi matahari, suka banget boncabe sampe bawa boncabe kemana-mana, pokoknya dari diskusi pertama kita udah seru. Sampe-sampe inget bgt ada fasil lain yang ngomong "kelompok lu kok tadi rame bgt sih gua jadi pressure karena diskusi gua tadi sepi sedangkan sampingnya kelompok lu ketawa-ketawa mulu". Good job guys.



Terus dilanjutkan dengan beberapa pertemuan berupa diskusi fasil di acara-acara mabim. Contohnya itu ya foto di atas, foto ini diambil pas kita kedatengan fasil eksternal (Kak Dhany) di acara PDOKM. Bahkan Kak Dhany aja bilang kalo anak-anak kelompok ini seru, antusias, ya intinya menuai pujian dan tanggapan positif. Again, great job guys. 



Terus ini foto pas nemenin sebagiannya wawancara dr. Affan. Awalnya pada sedih karena demi wawancara akhirnya gabisa ikut parade ksatria hijau, tapi setelah selesai justru pada bersyukur karena wawancara nya seinspiratif itu. Terus foto yang kanan pas kita makan sate pemberian dr Affan (baik banget kan beliau) sambil ngemper di tangga-tangga pintu keluar RSCM. Ya namanya juga kelaperan.

Hal lain yang paling bikin kelompok 13 seru itu grup nya yang rame. Entah diisi dengan ngejekin orang-orang, kak Mano ngirim meme gak berguna, dll. Pokoknya grup nya rame bahas apa aja, sampe di akhir-akhir malah sering bgt korban ejekannya fasilitator nya sendiri:(


Di closing mabim aku dan Kak Mano dapet sertifikat dari mereka. Hal-hal simple gini yang bikin seneng sekaligus sedih harus ngeliat mereka lepas jakun wqwq. Di akhir juga kita sempet ngelakuin hal yang kelompok mabim aku dulu lakuin pas masih maba, nulis kesan pesan di notebook satu sama lain dalam waktu 1 menit. Dulu kelompokku ngerasa 1 menit itu cukup, tp kelompok ini minta dibikin 2 menit karena pengen nulis yang panjang, which is another proof of how close we are to each other. Akhirnya Nurul, Monika, dan Yasmin sampe nangis juga ngungkapin kesan dan pesan mereka untuk kelompok ini, di mana selama ini kelompok 13 udah bisa jadi motivator, hiburan, dan tempat buat ketawa-ketawa. Sebenernya gua udah pengen nangis bgt bgt bgt tp gabisa krn sakit kepala which is alhamdulillah juga kaliya karena gua suka malu kalo nangis di tempat umum hahaha. Terus sore nya sebagian dari kita makan ke margo (in which aku dan kak Mano ditraktir huhu baik bet) terus karaoke and as usual Mpal being the wild and fun Mpal with his dangdut songs.

Sepulangnya dari kumpul itu gua ngebaca ulang kesan pesan yang ditulisin satu-satu bocil-bocil (except for Syifa yang berhalangan hadir di closing huhu we missed u) dan gua terharu bgt. Ada beberapa yang bilang kalo mereka berhasil bikin temennya iri karena denger gimana fasil kelompok 13, but they don't know that seharusnya yang iri itu fasil-fasil lain ke aku dan Kak Mano karena dapet kelompok yang bener-bener gak membuat kerjaan sebagai fasil kerasa kaya kerjaan, yang saking ramenya sering bikin Bintang bertanya-tanya kenapa kelompok 13 bisa serame dan sekompak itu, yang bikin orang-orang nanya kok grup nya bisa rame terus, yang bikin Taufiq bilang "anak-anak kelompok lu asik dah", yang bikin aku sendiri sering mikir kenapa bisa hoki banget dapet anak-anak kaya kalian? In short, you guys are such sunshines. 

One last important thing, di diskusi fasil terakhir gua sempet berkata-kata semacam kesan pesan terakhir dan menurut gua rangkaian kata gua sangat kacau balau dikarenakan sakit kepala yang udah gua sebutkan tadi. Jadi pesan gua sebenernya sederhana juga sih, untuk kelompok 13, you guys just don't know how grateful I am to have been a part of such a loving group of people. I have grown close to each and every one of you, I care about you guys very deeply. Jangan pernah ragu untuk pc-pc aku lagi dengan cerita apapun, remember that I will always be willing to listen.

p.s. to the best fasil partner ever, it's super sad for me to think about you leaving soon, I hope you have a wonderful year abroad and will still keep in contact with me. 

Saturday, October 21, 2017

words to live by

"bingung dah gua kenapa lu mau-mau aja jadi (...)" me too, sometimes, but here's a reason why i shouldn't be


Thursday, June 22, 2017

i think, our biggest problem is, we try too hard on impressing other people

I went through a phase of writing things on my blog with the expectation that people would like what they read. I checked on my views often, even dreamt that perhaps one day I could reach out to millions of people and make a living out of this. I figured something out; people don't care much about other people's views, thoughts, or stuff (unless you're someone, like maybe a celebrity or something). So I did what I thought was the only rational thing to do, I wrote what people would wanna read. I posted the link on any platform I could find, just to at least make my followers read them. It worked, some of my posts had plenty of views. and even so I was really anxious about what people thought of it, "bener gak sih penggunaan katanya" "does this post make me look like a total brag" "kalo pake bahasa inggris dikira nge sok ga ya" and so on.

long story short, just like that, my joy in writing vanished. So I stopped posting.

Entah apa yang terjadi selanjutnya, but I think I was probably having a rough day. Something I've learnt from experience, a rough day makes a good writer. The raw emotion must've been the oil to the engine, and it was a good start to an absolute great ride. I started writing again, this time, with no intention of getting people's attention. If you were to take the words of a clueless 19 year old like myself, then, take this one: writing to express yourself is much joyful than writing to impress other people (whom, by default, are set out to give 0 damns about what you actually think or feel. with few exceptions, of course). My greatest blogging days began the day I stopped caring whether anyone bother reading any of my posts, whether people liked my writings or not, whether people thought of it as quality or as worthless pieces of garbage. The sense of relief I get from expressing myself is be a big enough reason to continue. 


To end this post, here is a quote from Tuesdays with Morrie* showcasing why we shouldn't try too hard on impressing other people, although it doesn't have much to do with "expressing yourself" as this post mostly talk about, it clearly goes together with the idea that there are far greater things out there to focus on rather than trying to please the crowd. So folks, don't let the eyes looking down upon you be the stop sign. Continue to do what you love, rise above it.


*terima kasih untuk orang yang menghadiahi saya buku ini, such a good read.

Saturday, April 29, 2017

what on earth is a "me time"?

tugu kujang jaman dahulu kala, dari google hehe.

For a long time I wanted to be an introvert, they impress me. Most introverts I know are very mysterious, but aside from being cool, they seem to be so in touch with themselves. Reality is I gain energy from being with people, hanging out with my friends, sleeping in at someone's place. I accepted the fact that I was no introvert. If anyone's thinking "Cit, it's more of a spectrum than a--" believe me, I know now.

Even so, my admiration for introverts didn't die along the realization that I wasn't a "member". It got to a point where I used to observe those so called introverts' tendencies, most of them socialize well, but it's evident that a lot of times they choose not to. The one thing I couldn't process was how they liked hanging out alone. They go to the movies, shop, or eat out all on their own while I didn't even enjoy going to the canteen by myself. I talked about this with fellow extroverts and they agreed.

29th of April 2017, I decided I wanted to hang out on my own. I thought maybe I would go to the mall, eat something, stroll around, for the sole purpose of knowing what it's like. So how did it go? At first it was awkward, I ate sushi all by myself while a couple seated next to me were holding hands. I felt as though people were staring at me with pity, but I knew in my righteous mind that nobody was thinking that, nobody even noticed. When I finished my plate I left and decided to look around. This was another stupid decision considering how I dislike shopping, I honestly do. All I did was stare at things uninterestedly and left as soon as "silahkan mba ada yang bisa saya bantu.." vibes came near. Probably around 15 minutes of useless strolling I decided to go home with my conclusion that going out alone is not how I roll.

As I was walking outside Botani Square to a good pick up spot, I looked ahead and saw the crowded street. My heart felt lifted a bit and I found myself putting back my phone postponing my initial attempt of ordering gojek. I walked along the street and thought to myself of how much I love this city, with all its memories. I grew up here, met so many good people here, I have sprinkled all the spots here with moments I could gladly pick up on now each and every time I go pass a place. I sat on a bench right in front of Tugu Kujang and I swear I wanted to cry. I wasn't sad, nor was I happy. I just felt emotional for some reason, maybe because I miss my old life. I have been too busy and distracted with worldly things that I had forgotten to keep in touch with myself, I had forgotten to write in my journal, I had forgotten to put down my phone and get spiritual. I have been very tired and I didn't even realize. So I just sat there looking at that magnificent part of this city, cars passing by, the reddish sky, people walking. It felt so good, somehow. I was glad I had no one else by my side.

That moment of just sitting there on the bench, thinking of almost nothing and everything all at once, reflecting my life and all the things I have been neglecting, I felt like I achieved so many things by doing nothing but sit there and stare. I finally understood what a "me time" is.

So, with that experience, I can honestly say I actually like going out alone, as long as it's set in the right place. Malls can be fun with friends, but they tend to wear me out. Sitting on a bench near trees and crowded streets? That's more like it. I will surely do it again when I have the chance.

Speaking of which, that thing about this extravert introvert being a spectrum? I guarantee you this: it is.


Tuesday, April 4, 2017

A compilation to cringe to

Sejak lama sudah muncul keinginan retrieve archive twitter buat dijadiin kenangan. Yak sesuai dugaan isinya super cringe worthy. Ini beberapa tweets lama yang gua screenshot, setelah sekitar 30 menit liat-liat gua udah gak tahan dan langsung exit (hahaha bahasa twitter bgt kan). P.S. semua yg di post di sini adalah celotehan jaman SMP (jaman SMA gua gak sealay itu kok thx)

ternyata dulu gua sexist 

ya bodo amat anjer.
p.s. dulu gua suka bgt sama urban legends dan cerita horror sampe-sampe gua suka diajak ke kelas-kelas orang buat cerita hantu (pas SMP gua suka lomba storytelling loh sangat menggelikan) gua jg gatau kenapa dulu se aneh itu

ini pas masih SMP kelas 7 ketika ranking 10 terasa menyedihkan, padahal perjalanan selanjutnya ranking gua mendekati akhir-akhir mulu hahahaha selamat ya cit

ya bodo amat sih cit

yang ini paling bikin bergidik, first krn gua pas kls 1 SMP emang hobi berdakwah (gua SD nya dari sekolah swasta Islam guys) tapi yang lebih ironis adalah....

mana katanya jangan berkata kasar!?

dan ini dia tweet paling pertama ku di tahun 2009 sebagai penutup post ini

Sekian kompilasi memalukan ini, wassalamu'alaikum wr. wb.

Friday, March 10, 2017

The Most Important Prayer

I figured it out! At least for myself. Iman itu fluktuatif banget, kan? Do'a yang paling krusial adalah untuk mengharap Allah SWT selalu ingetin kita pas lagi jauh. Ada kalanya iman lagi on its peak dan kita mikir "ya ampun gimana bisa sih gua dulu sejauh itu sama Allah?" terus dalam hitungan hari tiba-tiba kita kembali jahiliyah tanpa rasa bersalah. Segitu ombang-ambing nya, terlalu susah untuk berharap kemauan dekat dengan Dia selalu tinggi, lebih realistis untuk meminta didekatkan ketika jauh. Bismillah teman-teman, semangat!

Friday, March 3, 2017

Birthdays Through The Years

16 tahun, Slot
Ini nge-collage nya jaman masih alay makanya alay gitu. Dateng ke smansa terus diajak ke slot dan akhirnya dapet surprise dari temen-temen (foto pojok kiri atas ada makhluk bernama Iqi yang sempet dikira anak panti), yang jadi "penanggungjawab" tak lain dan tak bukan adalah Nidya. Seneng banget karena kayanya ini first legit surprise yang gua peroleh (pas SMP surprise ultahnya kecil-kecilan gak pernah yang terancang). Pojok kanan atas dapet surprise dadakan dari mama, ayah, dan kakak-kakak. Kue red velvet nya enak banget hehe. Pojok kiri bawah itu brosur-brosur dari LSWK yang isinya ucapan dan foto aib gua. Tengah bawah itu foto puisi yang ayah kirimin (lucu banget kan beliau) dan pojok kanan bawah itu buatan Refia sumpah ngapain gua masukin ya isinya muka jelek gua semua hahahah tapi love you Ref.

Bali, 17 tahun
Ini foto surprise ulang tahun ke 17, surprise paling romantis yang pernah gua peroleh. Hari H timeline penuh muka aib yang meskipun memalukan tapi membuatku senang, siangnya sempet nangis karena suatu tingkah tidak beretika anak Pedang Platinum yang hingga kini masih gua ingat (dan dendam sedikit), tapi kekesalan dan amarah itu terbayar jam 8 malam pas dikasih CD yang sampai sekarang masih gua simpan. Terus pas studi banding; malam pertama di hotel horror yang letaknya di Bali kita berencana mau jalan keluar. Pas masuk kamar Fina dan Athifa malah disambut lilin-lilin dan balon-balon yang ujungnya itu kumpulan foto aib gua, terus dindingnya dipenuhi sama post it yang berisi wishes dari temen-temen seangkatan, terus dikasih bonchon sebagai pengganti kue, dan mereka pada jargon tim sukses birthday acit. Kalo pake twibbon Alzheimer sih, ini memori yang gak bisa gua bayangin kalo sampe ilang dari otak. I love you guys. Terutama makasih Ail dan Fina sebagai main koordinator ultah yang satu ini. Pojok kiri bawah kue super enak dari keluarga. Terus tiba-tiba berhari-hari kemudian dapet surprise susulan di mana sahabat-sahabat pada dateng ke rumah bawain kado dan habis itu kita makan pizza dan spaghetti.


18 tahun, depan Monarchy
Ketika sang penanggungjawab surprise rela bolos sehari buat ngurus ini itu (penanggungjawabnya bukan Fona ya, kebetulan aja gua adanya foto sama dia hehe love you Fon), lalu Shalhan malah keceplosan ke gua. Terus lagi birthday lunch bersama a significant person pas tiba-tiba dia keluar gak balik-balik, gua udah langsung feeling dan akhirnya keluar Monarchy tapi gak ada apa-apa, terus sampe dikasih tau satpam "mba itu kesana dikit" hahahahaha. Memang sih gak surprise jadinya, tapi jujur aja itu justru hal yang nyadarin banget, ketika gua udah expect it to happen ternyata rasa gembira dan kegirangan yang gua rasain tetep tinggi banget. Kirain mobilnya buat gua juga ternyata engga. Gak deng, dapet pizza tunamelt dan burger+fries mcd sudah membuatku amat sangat bahagia, plus dekorasi yang gemes, dan yang pasti keberadaan my beloved bffs.




Yang terbaru, hari h dapet ucapan spesial berupa link video ulang tahun yang ada di youtube (which membuatku so happy thankyou Nadkal sebagai editor dan pengelola xoxo) dan paginya setelah solat subuh tiba-tiba dikasih kue dan bunga sama keluarga (malemnya gua sempet liat ada bunga dalem kulkas tapi sangat gak nyangka itu buat gua karena selama ini kalo ultah gak pernah dikasih bunga sama mereka) terus dua hari kemudian dapet surprise dari sahabat-sahabat FK pas lagi di E5. Untung banget sebelum di surprise gua sempet merapikan penampilan dulu hahaha memang ya feeling itu harus diikuti, terus tiba-tiba pada muncul dan gua kaget banget beneran surprised. Dapet kue super enak dan lucunya mereka print muka orangtua dan kakak-kakak gua (bahkan liliput juga mereka ingat) jadi berasa disurprise sekeluarga. Sangat wajib dibaca bahwa foto yang terlihat agak gossip-able di pojok kanan bawah itu adalah sobat platonic yang sangat baik dan gak enakan; dia nge surprise susulan karena siangnya gak bisa dateng dan dia dimarahin Nadkal akibatnya dia jadi gak enak dan seniat itu dateng ke kost bareng Tatang ngasih surprise kecil-kecilan tapi bikin seneng juga (plus di malam itu dapet kado dari sohibku Muthia Ika Laksmi)  terus bahagia banget ternyata sahabat-sahabat SMA masih pada ngucapin panjang-panjang. Semoga tetap begitu ya untuk ke depannya. Terus Selasa, 28 Feb kemarin sepulang dari praktikum dikasih kado dadakan (barengan sama Fanny yang abis ultah juga) dari HG terbaik sepanjang masa; Dumb and Dumber dikoordinasikan oleh @benacupu.


Itu dia kisah ultahku di mulai dari kelas 10 sampai yang terbaru semester 1 di FKUI. Semuanya spesial dan berkenang bgt, bagian terbaik itu ngebaca wishes dan ucapan dari orang-orang yang gua sayang. I am super grateful to have each one of these memories, I wish to have more great ones ahead. Thank you my dearest friends for being super lovely and always making me feel loved, I owe you guys big. 


Sunday, February 19, 2017

Why It Is Essential To Do Things Your Way

Memasuki bulan Januari 2017 kakak saya memulai kebiasaan baru; bullet journaling. If you don't know what a bullet journal looks like, it's pretty much like this

nemu di google
Jadi selama liburan itu gua yang gabut hanya bisa memperhatikan kedua kakak berkutik dengan jurnal nya. Kadang mereka nyontek dari internet, kadang mereka ngarang sendiri. Yang pasti setiap mereka ngejurnal, pensil warna dan spidol udah acak-acakan di lantai. Akhirnya di hari ke 10 bulan Januari gua memutuskan untuk adopsi kebiasaan yang sama.

Hanya bertahan sekitar 2 hari, di hari ketiga pas lagi nongki di coffee shop paling mainstream se dunia (you guessed it), gua udah muak bikin hiasan-hiasan dan creative content macam punya kakak. I hated how my journal looked, especially compared to my sisters', I also hated that it took hours to create just one piece. Akhirnya I decided to quit journaling.

But then on one fine afternoon I started contemplating about things; and I started thinking about my neglected journal. One thinking led to another, terus gua berhasil merumuskan masalah gua; it is not the journaling I hate, it is the way of journaling that I can not comprehend. 

Hal itu sebenernya menyadarkan gua akan berbagai hal, too many times gua meninggalkan sesuatu not because I hate it, but because I did not like how I was taught to do it, atau simply belum menemukan cara yang sesuai dengan diri gua sendiri. For example ketika gua belajar matematika di suatu lembaga yang mengharuskan ngerjain PR nya setiap hari; berakhir dengan "aku benci matematika" when in fact gua cuma gak suka dengan tekanannya aja. Terus ketika gua mengikuti orang lain belajar bersama di NF dan gua pulang dengan ilmu yang gak bertambah banyak, gua berfikir "mau belajar gimana juga gua tetep bolot ya, i hate studying" padahal faktanya when it comes to pelajaran yang itung-itungan, gua emang gak bisa belajar bareng.

And now about the journal thing. Akhirnya setelah menyadari pola kehidupan gua yang berlari dari berbagai hal, kali ini gua gamau quit. Gua mencoba metode jurnal yang lebih cocok; meminimalisir dekorasi (pake printout seadanya atau gambar-gambar kecil di pinggir) and I let random strikes of ideas fill it in tanpa aturan, tapi tetep ada content yang mandatory setiap harinya ttg keseharian gua (yang mungkin membuat jurnal ini jatuhnya lebih mirip ke diari?) Tapi dengan cara ini gua beneran enjoy waktu-waktu ngejurnal, bahkan udah mulai terbiasa ngelakuin setiap sebelum tidur.

Jadi inti dari post ini adalah jangan nyontek cara orang terus stress sendiri ketika kita gak bisa keep up sama gaya mereka. Find your own rhythm dan your own way of working, niscaya hasilnya akan lebih orisinil dan baik (at least for yourself).

Waktunya ngejurnal!

Saturday, February 11, 2017

A Piece of Advice from Buffett, and from a senior

When I was much younger, I found a book about Warren Buffett's life in my father's library (mostly filled with books about economy such as the freakonomics and stress test, books I thought I'd stick with and not Sherwood nor Guyton). Biografi Warren Buffett yang gua baca itu dibuatnya dalam bentuk komik, karena ketika itu masih kecil pasti dong pilih yang bergambar-gambar? I don't remember finishing the book but I remember thinking "wow this man is one of a kind". 

I don't think the book I read is any of these books shown above

Lalu tadi pagi pas ngecek hp ada LINE dari official account TIME. "Warren Buffetts 10 Pieces of Advice". Then I came across a piece of advice that hit home. 

"Most behavior is habitual, and they say that the chains of habit are too light to be felt until they are too heavy to be broken"

Kenapa sangat menyentil? Karena for the past few weeks I've noticed how my life consists of laziness and ambition-less no vision path. I realize I have horrible habits such as lack of discipline, low achieving tendencies, prejudice toward others, and other negatives. I really want to change myself. That is why prior to finding this piece of advice I had made a list of small baby steps yang ingin gua implementasikan sehari-hari, hopefully until they are too heavy to be broken. 

Sekarang lagi mencoba menemukan "visi" dan stop menjalani hidup dengan terlalu "liat entar aja". I want to set a goal. I need to set a goal. Kemarin di BEM Meeting, Kak Fadhli Waznan nyebutin suatu quote yang sebenernya bukan pertama kali gua denger;

"Gagal merencanakan = merencanakan untuk gagal" 

Sebelumnya gua mendengar quote ini dari kuliah umum MPKT-B dalam aspek pencegahan terjadinya bencana, tapi saat itu sama sekali gak terpikirkan kalau prinsip tsb juga ada korelasinya dengan kehidupan sehari-hari. Baru kemarin, setelah denger kata-kata itu, gua merefleksikan diri "gimana nasib gue yang gak pernah punya rencana?" 

Jadi plan untuk sekarang adalah mendapatkan visi dan misi pribadi, nemuin cita-cita gua baik for the short term maupun long term, dan train myself for self improvement melalui berbagai metode yang udah gua rangkai, sampai mereka jadi kebiasaan sehari-hari gua. Gua juga berharap bisa sempetin baca-baca buku berbobot tentang self discovery dan lain hal yang bisa memotivasi. Maybe start with finishing that Warren Buffett's biography?

Wednesday, February 8, 2017

Wednesday, February 1, 2017

Wawancara Spontan dengan Harits Ahmad



1. Kalo bisa milih mobil apapun di dunia ini, what would it be?
"Mini cooper. Kenapa gua milih itu yak?"

2. Apa tiga kata yang terlintas saat mendengar kata "olahraga"?
"Keringet, capek, lari"

3. Kalau bukan FKUI, lantas di mana?
"FK Unpad" fyi, dia sbmptn nya keterima fk unpad

4. Satu hal yang sangat ingin lu rubah dari seorang Harits?
dijawab dengan sedikit lama "Jangan sombong dan belajar ikhlas" .. "Eh itu dua yak"

5. Apakah lu mau give up on olahraga seumur hidup kalau itu artinya IPK lu selamanya 4? Why?
"Gamauuuu. Soalnya olahraga tuh udah kayak bagian dari hidup gue."

6. Negara apa yang paling pengen lu kunjungi?
"Inggris"

7. Who would you take?
"Hah, ga ngerti" diinterupsi pewawancara yang sedikit geram dengan kelemotannya "OH iya iya gue ngerti. Maap maap. My familyyy"

8. Siapa anggota keluarga yang paling lu suka?
"Mamaaa"

9. Kalau bisa ngasih nasihat ke your younger self?
"Don't wish it was easier, wish you were better"

10. Pertanyaan wajib! Pesan untuk Astrid?
"Jaga hati, pikiran, dan perkataan. Gile gile gileee" gile3x nya menghancurkan mutu dari jawaban tsb. 

Anyways, emgnya apa yang salah dgn hati pikiran dan perkataan pewawancara ya?

Dead Poet Society

"Carpe diem"
.
.
"Seize the day. Gather ye rosebuds while ye may."


A masterpiece. Deflecting souls from a previous point of view to a wider perspective; staggering minds with a simple yet relatable question upon mankind "what am I doing with my life?" but then you have this scene, one that some might have foreseen.

A tragedy -- one true depiction of calamity by self discovery. A movie that left me thinking; should one die trying or should one fade away safe and soundly?

All it took was a second glance at the same scenery; there is no answer to that mystery, it is but a decision than it is a question.

Tuesday, January 31, 2017

Wawancara Spontan dengan Ayah



1. Apa cita-cita ayah waktu kecil? 
"Menjadi tukang pos"

2. Kenapa gak jadi tukang pos?
"Hmm. Karena akhirnya setelah kuliah pengen lebih dari tukang pos." disclaimer by request: not that there's anything wrong about being a tukang pos, he just had a change of heart.

3. Tadinya ayah pengen punya berapa anak?
"As many as i can.. as we can.. something like that"

4. Sedih ga gak ada anak laki-laki?
"Nope, it's okay, sama saja laki dan perempuan"

5. Sebutkan 3 kota pilihan ayah di Indonesia?
"Number one of course Medan, number two is Bogor, and number 3 I think *long pause* let's say Bandung"

6. Siapa anak ayah yang paling nakal pas kecil?
"All my children were not naughty when they were small"

7. But if you had to choose?
"Hmm Ommy!" (nb: ommy adalah panggilan spesial ayah buat Kak Sarah) "Dia menggunting-gunting celana ayah and also kabel daripada walkman ayah dulu. But it's okay, I didn't get angry cause she was still very small"

8. Kalau ayah cuma bisa ngasih satu nasihat ke anak ayah, what would it be?
"Do your best, be it study be it work be it beribadah, just do your best"

9. What was your first impression when you met mom?
"I like her"

10. Pesan untuk Astrid?
*very long pause* "Apaya.. Manusia yang paling baik ialah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain"



By the end of the interview, he asked me to add up some small details onto his answer for number 7
"Dia (Kak Sarah) paling dekat dengan ayah karena punya adik ketika baru berusia setahun lebih dikit sehingga adik dirawat sama ibu, ommy dirawat sama ayah, even tidur di samping ayah so no problem"
what he meant with no problem; gak masalah dulu dia bandel. this is my father trying hard not to hurt his daughter's feelings (and even made me put that disclaimer di nomor 2 to avoid hurting tukang pos's feelings) which i find extremely cute and thoughtful.

Friday, January 27, 2017

Liliput Pardomuan Siringo-ringo

Namanya Liliput P, nah P nya itu fleksibel. Yang terbaru sih Pardomuan Siringo-ringo. You can check out the daily life of a cheeky cat here @missliliput. Adore my pet and i'll adore you! xoxo

Sunday, January 22, 2017

Politics, and why I hate it.

“Those who are too smart to engage in politics are punished by being governed by those who are dumber.” -Plato

Bukan untuk menyinggung siapapun di luar sana yang menaruh minat, bekerja di bidang, dan/atau merupakan pelajar ilmu politik (walaupun wajar kalau kalian tersinggung). Gua gak suka politik karena menurut gua it's dirty work with loads of talking and little to no action. Ya gak selalu, tapi banyak banget politikus di media yang tong kosong nyaring bunyi nya. Sampe-sampe gua jadi cenderung lebih suka nutup diri dari dunia itu ketimbang memantau perkembangannya yang seringkali bikin gua jengkel. Apakah ini bentuk dari terkikisnya rasa kritis dari diri gua? Tapi gua yakin banyak orang yang udah se hopeless gua sampe gak pengen lagi mendengarkan hal-hal berbau politik. Apalagi politik memiliki kecenderungan berujung pada perpecahan tiap-tiap kubu yang berbeda pendapat. Ah, sudahlah.

..slowly goes back to avoiding the subject

Wawancara Spontan dengan Kak Sarah


1. Apa nama favorit kamu dari nama kamu? (nb: nama panjangnya Sarah Fauzia Siregar)
"Sarah!"
2. Kalo punya pet selain kucing, mau binatang apa?
"Doggo"
3. Tiga kata yang terlintas saat mendengar nama Branindityo Nugroho?
"Baik, love, gendut" hening sesaat "boleh ganti sabar gak?"
4. Siapa artis favorit kamu?
"Evan Peters!"
5. Why?
"Charming" giggles awkwardly
6. Apa kendala yang paling sering kamu hadapi saat dulu SD?
"I was awkward. Maybe still am?"
7. Ruang apa yang paling kamu sukai di rumah ini?
"Kamar Kak Husna" dijawab dengan sangat cepat sebelum pertanyaan selesai diucapkan
8. Ini agak berat *diinterupsi kata-kata i am ready oleh narasumber* kalau kamu cuma bisa ngasih satu nasihat ke anak kamu kelak, what would it be?
"Jangan males, kerja keras"
9. What's your guilty pleasure?
"Nonton Rupaul's drag race and drag queen stuff" shameful giggles
10. Pertanyaan apa yang paling ingin kamu berikan kepada satu orang siapapun itu?
"Can I think about it first? Siapa ya.. Gak spesifik boleh ga? Misalkan orang yang keliatannya bahagia aja kaya how do you do it? how are you so happy all the damn time?"

Wawancara Spontan dengan Fona Qorina

1. Apa warna favoritmu?
"Pink!" 
2. Sebutkan 3 kata yang terpikirkan ketika mendengar kata "cinta" 
"Geleuh, getek, *nama seseorang*" 
3. Kenapa FKUI?
"Karena bisa pulang tiap minggu" 
4. Penyesalan terbesar di hidup?
"Minta *sensor* dari *sensor*. Hahahaha boong atuh, cit" 
5. Inspirasi terbesar?
"Myself" 
6. Italia atau Brazil?
"Italia" 
7. Luna Lovegood atau Ginny?
"Ginny.. Eh Luna" 
8. Harry Potter keberapa yang paling disukai? 
"Ke enam!" 
9. Kenapa?
"Karena Dumbledore mati.. Haha boong. Karena Hermione deket sama Ron"
10. Pesan untuk Astrid? 
"Jangan wacana 1000 kali" pertanyaan ini dijawab dengan sangat amat cepat.

Saturday, January 7, 2017

Harus seperti apa di 2017?

  1. I need quality sleep, ironisnya baru merasakan kebutuhan ini setelah masuk ke kuliah (notabene sulit mendapatkan tidur dalam jumlah yang proper)
  2. A day off social media every now and then. Tomorrow will be my first attempt, hope it works out. 
  3. Belajar setiap hari, minimal satu jam per hari. I started reading this book called War Since 1900, heavy material tapi selama liburan sepertinya paling cocok untuk nambah wawasan
  4. Lari pagi! Libur tinggal kira-kira 30 hari lagi dan besok akan jadi awal dari lari pagi. Sehabis itu mungkin berenang? Also gonna try to fix my posture.
  5. Beberes kamar kos, oke yang ini paling amat sering ditunda karena males banget pergi ke Depok nya. Beberes diri juga (self hygiene)

Whole year goal
  1. Belajar menjadi lebih process oriented
  2. Stop caring what other people think
  3. Menjalankan suatu bisnis kecil

Tuesday, January 3, 2017

A Blissful 2016

2015 dan 2016 adalah dua tahun yang sangat saya syukuri, but it's a little too late to talk about 2015 so skip that one. Apa saja yang terjadi di 2016?


⤭ Liliput P

Sebenarnya Liliput tiba pada tanggal 27 Desember 2015 (another reason why I treasure 2015 as well) tapi dia baru benar-benar official menjadi residen di rumah tangga ini as of 2016. Her presence has given more harmony to the family, bahkan obrolan di whatsapp keluarga jadi jauh lebih cheerful karena we send cute pictures of her constantly. Believe it or not, karena Liliput juga gua semakin tersadar akan keinginan jadi dokter. Jadi setelah dia dioperasi, pernah ada kala nya cuma gua doang yang bisa jagain dia. Sebagai anak bungsu yang lebih terbiasa diurusin daripada mengurusi, gua sempet bingung dulu. Lalu ketika dia poop dan pipis di toiletku, I had to clean up the mess and even wiped her butt (karena dia pake cone supaya gak jilatin bekas jahit nya, jadinya dia gak bisa licklick pantatnya juga). I also fed and nurtured her. Terus kata mama ngeliat gua ngurusin Liliput menunjukan kalo gua cocok jadi dokter and I was like whaaaatt that ain't happening but oh look here I am.

⤭ My Sister Got Married!

She was such a pretty bride. Alhamdulillah acara nikahan kakak lancar dan ramai, rangkaian bunga nya banyaaaakk banget sampe orang yang naro-naroin bingung mau naro di mana lagi. H+1 nikahan sampe 2 truk yang harus dispose kiriman bunga nya. Terus temen gua ada yang sampe ngechat katanya temen dia ada yg bilang "itu di botani yang nikah siapa sih? kiriman bunga nya banyak banget parah" terus I got to meet cool people as well such as Chairul Tanjung, Ibu Ani SBY+anak dan cucuknya, Adhyaksa Dault, dan banyak lagi. This was also the moment gua sadar kalau ayah emang pekerja keras banget sampe bisa kenal banyak orang hebat. But above all those, I was super happy to see my sister and her kind husband step into another chapter of their lives. Di 2016 ini juga we had to say "see you soon" karena mereka sekarang tinggal di Jepang.

⤭ FKUI

Yey! Alhamdulillah bisa diterima di tempat sehebat ini. Ketemu sahabat-sahabat baru, orang-orang hebat, pengalaman-pengalaman menarik. Perjuangan masuk FKUI nya sendiri juga ngasih banyak banget pelajaran, udah diceritain juga di ask.fm/astridmks (walaupun di situ singkat bgt nyeritainnya karena ada limit huruf) pokoknya highlight of the year banget. Meskipun penuh dengan kebahagiaan tapi gak bisa nutupin sedihnya ninggalin SMANSA juga, ternyata gua salah satu alumni yg sangat cinta dengan sekolah kehidupan ini.



Banyak banget yang patut disyukuri dari tahun 2016, semoga 2017 punya beribu kisah menarik dan membahagiakan lainnya, aaamiiin. Seeya!➼